Laskar Rencong promosi ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia

Di Banda Aceh, Herry Kiswanto mengaku mendapatkan tantangan menangani tim seperti Persiraja. Ya, di klub ini ia berhasil mengantarkan klub yang berjuluk Laskar Rencong promosi ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Sebelumnya klub yang bermarkas di Kota Banda Aceh ini adalah klub Divisi Utama. Persiraja yang kala itu sebagai juara kedua Divisi Utama 2010-2011, mendapatkan promosi naik tingkat lebih tinggi.
“Yang paling berkesan selama karir saya melatih ya di sini (Persiraja, red),” ungkap pelatih kelahiran Banda Aceh,  25 April 1955 ini. Akang, sebutannya, mengaku di sinilah yang menjalani karir sebagai pelatih yang berakhir dengan gemilang.
Menurutnya, sepanjang karir melatihnya, baik di Persija, PSIS Semarang, Persmin Minahasa, maupun Persikabo, di Persirajalah ia merasakan di Persiraja ia bisa lebih leluasa. Pasalnya, ketika menangani Persiraja di Divisi Utama, ia diberikan target oleh ketua umum Persiraja yang juga walikota Banda Aceh untuk bisa masuk ke papan tengah. Namun ternyata Persiraja bisa lolos ke babak delapan besar dan akhirnya menjadi runner-up Divisi Utama 2010-2011 lalu.
“Jadi saya mengerjakan target yang diberikan step by step saja,” ucap Herry Kiswanto yang ketika main berposisi sebagai libero ini. Untuk melihat bagaimana Herry Kiswanto menangani Persiraja di Indonesian Premier League (IPL) musim ini, berikut wawancaranya.
Bagaimana peluang tim ini berkompetisi di IPL musim ini?
Saya beranggapan semua lawan yang kami hadapi adalah tim berat. Kita tak memandang remeh suatu tim. Saya menganggap setiap pertandingan adalah partai final dan disitu harus bertempur habis-habisan. Selain itu, pemain juga harus bisa menerjemahkan instruksi pelatih. Apalagi jika Persiraja sebagai tuan rumah, memang harus agresif dan kerja keras memenangkan tiap pertandingan.
(Sepanjang karir bermain bola, Herry Kiswanto hanya sekali mendapatkan kartu kuning saat membela Krama Yudha Tiga Berlian menghadapi Pelita Jaya di masa Kompetisi Galatama. Ia juga sukses meloloskan Persmin Minahasa dari Divisi Utama ke kompetisi tertinggi di Indonesia tahun 2007/ 2008)
Anda cukup lama menangani Persiraja, bagaimana perbedaannya?
Ya, saya menangani Persiraja sejak tahun 2008. Lalu tahun 2009 saya melatih di Persikab Bandung. Tahun berikutnya saya balik ke sini untuk menangani Persiraja di Divisi Utama hingga sekarang.  Memang ada perbedaan ketika saya pertama menangani tim ini dengan sekarang.
Ada komposisi pemain yang juga berbeda. Cuma sekarang ini saya kurang mendapatkan pemain yang bisa diharapkan karena sudah langsung dikasih. Ada juga pemain lokal yang sudah ada lebih dulu. Saya kesulitan untuk meracik ini. Di sini sudah 30 persen yang harus kita perbarui, 70 persen dipertahankan. Nah, 30 persen ini tidak memenuhi apa yang saya inginkan. Itu yang masih saya belum cocok.
Untuk tahun 2010 lalu saya enjoy sekali. Pak Wali mengatakan silakan cari pemain sebebas-bebasnya, tapi ada pemilahan-pemilahan. Pemain grade A-nya segini, grade B-nya segini.
Apa problema Persiraja sekarang?
Pertama, memang kita mandul di strikernya. Dan data yang kami peroleh, striker-strikernya kita belum cetak gol. Yang cetak gol malah pemain belakang dan tengah, Gilang Angga yang jadi pemain bek malah cetak gol, Juga Muswir yang jadi pemain tengah.
Ada peluang untuk merombak tim lagi?
Waktu pembicaraan dengan pengurus sih iya. Tapi saya juga tidak tahu sejauh mana. Tapi kalau mau merombak, harus ada perbaikan.(bersambung/ Rizki Daniarto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar